Wayang Sukuh: Inovasi Baru Wisata Edukasi Kulonprogo Lahir dari Kolaborasi Dosen DKV FBSB UNY dan Desa Segajih

Keterangan Foto: 
Dwi Retno SA

 

Relief Candi Sukuh yang sarat filosofi kini "hidup" dalam bentuk baru: Wayang Kertas. Inovasi kreatif yang dinamai Wayang Sukuh ini merupakan hasil kolaborasi antara Tim Pengabdian Masyarakat dari Prodi DKV dan Prodi Pendidikan Seni Rupa FBSB UNY dengan Desa Wisata Segajih, Kulonprogo. Peluncuran dan pelatihan Wayang Sukuh berlangsung sukses pada Sabtu, 13 September 2025.

Tim pelaksana diketuai oleh Dr. Dwi Retno Sri Ambarwati, S.Sn., M.Sn., dan anggota Novida Nur Miftakhul Arif, S.Pd., M.Sn., Fauziah Dwi Rohmawati, S.Pd., M.Pd., dan Vina meilinda, S.Pd., M.Pd. Kegiatan yang diikuti oleh 25 instruktur dan pemuda desa ini tidak sekadar pelatihan keterampilan, melainkan sebuah terobosan untuk mentransformasi warisan budaya menjadi pengalaman wisata yang mendalam dan bermakna. Wayang Sukuh mengangkat tokoh-tokoh dari relief Candi Sukuh seperti Sudamala, Garudeya, dan Bima dalam kisah Nawa Ruci, yang mengandung nilai penyucian, keteguhan, dan pencarian ilmu.

“Melalui Wayang Sukuh, kami ingin membawa nilai-nilai luhur warisan leluhur ini lebih dekat kepada masyarakat dan wisatawan. Konsep ruwatan atau penyucian dalam relief tersebut kami angkat menjadi sebuah media healing dan refleksi diri dalam paket wisata edukasi,” papar Dr. Dwi Retno Sri Ambarwati, S.Sn., M.Sn., Ketua Tim PkM.

Pelatihan berlangsung dinamis dan interaktif. Setelah mendapatkan penjelasan mendalam tentang filosofi Candi Sukuh, para peserta langsung mempraktikkan pembuatan wayang kertas. Untuk memastikan semua peserta dapat mengikuti, pelatihan dibagi dalam tiga level: mulai dari merangkai pola yang sudah jadi, hingga menggambar dan mewarnai karakter wayang secara mandiri. Pendampingan dilakukan secara intensif oleh tim dosen dan mahasiswa Pendidikan Seni Rupa FBSB UNY.

Antusiasme peserta terlihat jelas. Mereka tidak hanya terampil menghasilkan wayang kertas yang estetis, tetapi juga mampu menceritakan kembali makna filosofis di balik karakter yang mereka buat.

“Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Wayang Sukuh akan menjadi aktivitas unggulan baru bagi wisatawan yang live in di desa kami. Ini pengalaman yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bernilai edukasi dan healing,” ujar Ali Subkhan, S.Pd., pengelola Desa Wisata Segajih.

Kekayaan intelektual dari inovasi ini juga telah dilindungi dengan Hak Cipta. Keberhasilan ini sejalan dengan komitmen UNY dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, serta mendukung pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.

Dengan adanya Wayang Sukuh, Desa Segajih tidak hanya menawarkan pemandangan alam Menoreh yang memesona, tetapi juga pengalaman budaya yang dalam dan transformatif, membawa pesan-pesan kearifan Jawa kuno untuk menjawab kebutuhan masyarakat modern. (dwiretnosa)

Label Berita: